Jerman

Ketakutan Akan Rusia, Jerman Rekrut 13.700 Tentara Baru dalam 7 Bulan

Jerman

Ketegangan geopolitik di Eropa terus meningkat seiring dengan dinamika hubungan antara NATO dan Rusia. Di tengah kekhawatiran akan potensi konflik militer yang lebih luas, Jerman mengambil langkah drastis: merekrut ribuan tentara baru demi memperkuat lini pertahanan nasionalnya.

Menurut data resmi dari Kementerian Pertahanan Jerman, sebanyak 13.775 tentara baru telah direkrut sejak Januari hingga Juli 2025. Jumlah ini meningkat 28 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan menjadi kenaikan tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.

Rusia Jadi Faktor Pemicu Utama

Langkah agresif ini tidak lepas dari narasi ancaman yang terus berkembang terkait Rusia. Berlin memandang Moskow sebagai ancaman keamanan yang nyata, terlebih sejak invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada 2022. Meskipun Rusia membantah memiliki niat untuk menyerang negara-negara NATO, persepsi di Jerman berbicara lain.

“Ini adalah langkah preventif,” ungkap seorang pejabat dari Kementerian Pertahanan Jerman. “Kami tidak akan menunggu sampai krisis datang ke depan pintu kami.”

Bundeswehr Menuju Target 260.000 Tentara Aktif

Dengan rekrutan baru ini, jumlah tentara aktif Bundeswehr kini berada di kisaran 182.000 orang, ditambah dengan 81.000 staf sipil. Namun, pemerintah Jerman telah memasang target yang lebih ambisius: mencapai 260.000 personel militer aktif pada tahun 2035.

Untuk mencapai target tersebut, Berlin tidak menutup kemungkinan mengaktifkan kembali wajib militer, yang telah dihapus pada tahun 2011. Opsi tersebut akan dipertimbangkan pada 2026, jika angka sukarelawan terus menurun.

Tantangan Serius Populasi Tua dan Daya Tarik Militer Menurun

Meskipun ada lonjakan tahun ini, tren jangka panjang menunjukkan tantangan berat. Tahun 2023 mencatatkan penurunan pendaftaran sebesar 7 persen, dan beberapa politisi menganggap target 260.000 personel tidak realistis.

Masalah yang dihadapi antara lain:

  • Populasi Jerman yang semakin menua

  • Persaingan dengan pasar kerja sipil yang kuat

  • Menurunnya minat generasi muda terhadap karier militer

Beberapa pihak bahkan menilai bahwa citara militer Jerman mengalami krisis identitas, dan memerlukan transformasi menyeluruh dalam hal profesionalisme, teknologi, dan integrasi sosial.

Kanselir Jerman Janjikan Angkatan Darat Terkuat di Eropa

Kanselir Jerman saat ini, Friedrich Merz, berjanji akan menjadikan Bundeswehr sebagai tentara konvensional terkuat di Eropa. Ia menyatakan komitmen untuk meningkatkan anggaran pertahanan menjadi 3,5% dari PDB pada tahun 2029—lonjakan signifikan dibandingkan alokasi sebelumnya yang hanya berkisar 1,5–2%.

Langkah ini dianggap sebagai respon langsung terhadap ekspansi militer Rusia, serta peringatan bahwa Jerman tidak akan tinggal diam jika ketegangan bereskalasi.

Respons Rusia Tuduhan Militerisasi dan Russophobia

Langkah Jerman ini jelas tidak diterima dengan baik oleh Rusia. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengecam penguatan militer Jerman dan NATO, menyebutnya sebagai bagian dari militerisasi sembrono yang hanya menambah ketegangan di kawasan.

“Jerman secara aktif menyebarkan Russophobia histeris di Eropa,” ujar Peskov dalam sebuah konferensi pers. “Tindakan ini sama sekali tidak membawa manfaat bagi rakyat Jerman maupun benua Eropa.”

Menuju Era Baru Militer Jerman

Rekrutmen massal, peningkatan anggaran, serta potensi kembalinya wajib militer adalah tanda bahwa Jerman sedang bersiap menghadapi era ketidakpastian. Terlepas dari retorika politik dan pandangan strategis, satu hal yang pasti: Eropa sedang mempersiapkan dirinya untuk menghadapi dunia multipolar yang lebih bergejolak.

Apakah langkah ini akan mencegah perang atau justru mempercepat konflik terbuka dengan Rusia? Hanya waktu yang akan menjawab.