hastobeperfect – Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, memutuskan untuk tidak mengundang Presiden Rusia, Vladimir Putin, dalam upacara pelantikannya yang dijadwalkan pada 20 Januari di Washington D.C. Keputusan ini menimbulkan berbagai spekulasi mengenai hubungan kedua negara.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengonfirmasi bahwa Putin tidak menerima undangan dari Trump. “Beliau tidak menerima undangan,” ujar Peskov seperti dikutip dari The Moscow Times pada Kamis (12/12).
Sementara itu, laporan dari CBS News menyebutkan bahwa Trump telah mengundang Presiden China, Xi Jinping, untuk menghadiri pelantikannya. Undangan tersebut dikirim pada November, tak lama setelah kemenangan Trump dalam pemilihan presiden. Namun, hingga kini belum ada kepastian apakah Xi Jinping akan menghadiri acara tersebut atau hanya diwakili pejabat senior China.
Tradisi Serah Terima Jabatan di AS
Dalam tradisi Amerika, upacara pelantikan presiden umumnya dihadiri oleh duta besar dan diplomat asing. Sejak 1874, tidak ada preseden bagi pemimpin negara lain untuk menghadiri acara ini secara langsung.
Putin dan Kasus ICC
Kehadiran Putin di AS pun dianggap mustahil, mengingat ia saat ini berstatus buronan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) sejak Maret 2023. Putin dituduh melakukan pendeportasian ilegal anak-anak Ukraina ke Rusia. Tuduhan serupa juga dikenakan pada Komisaris Hak Anak Rusia, Maria Lvova-Belova.
Meskipun AS dan Rusia tidak meratifikasi Statuta Roma ICC, Presiden AS saat ini, Joe Biden, menyatakan bahwa perintah penangkapan Putin adalah “dapat dibenarkan.”
Pembatasan Perjalanan Luar Negeri Putin
Sejak statusnya sebagai buronan ICC, Putin membatasi kunjungan internasionalnya. Bahkan, ia tidak hadir dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS ke-15 di Johannesburg, Afrika Selatan, karena risiko penangkapan di negara tersebut yang menjadi anggota ICC.