Gencatan Senjata

Israel Klaim Tewaskan Komandan Senior Hamas, Gencatan Senjata 60 Hari Semakin Dekat

Gencatan Senjata

Tel Aviv Ketegangan terus berlanjut di Jalur Gaza, namun secercah harapan muncul lewat perkembangan terbaru seputar negosiasi gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Di tengah gempuran militer yang belum berhenti, pihak Israel mengklaim telah berhasil menewaskan sejumlah komandan penting dari kelompok militan Hamas.

Dalam sebuah pernyataan resmi pada Minggu (6/7), militer Israel menyebut telah membunuh Ramzi Ramadan Abd Ali Saleh, sosok yang dikenal sebagai komandan pasukan angkatan laut Hamas di wilayah utara Gaza.

Mengutip laporan Al Jazeera, Israel juga mengklaim keberhasilan dalam menargetkan dan menewaskan Hisham Ayman Atiya Mansour, yang menjabat sebagai wakil kepala unit mortir Hamas, serta Nissim Muhammad Suleiman Abu Sabha, yang disebut-sebut sebagai anggota aktif kelompok tersebut.

Gencatan Senjata 60 Hari Muncul Sebagai Jalan Damai

Di balik eskalasi militer yang terus berlangsung, sebuah proposal gencatan senjata selama 60 hari kini tengah dibahas serius. Hamas, dalam pernyataan resminya, menyatakan telah memberikan respons positif terhadap usulan tersebut.

“Hamas telah menyampaikan tanggapan positif kepada para mediator dan siap untuk segera memulai putaran negosiasi guna membahas mekanisme pelaksanaan kerangka kerja ini,” demikian isi pernyataan resmi Hamas, dikutip Jumat (4/7).

Langkah ini muncul setelah Israel sebelumnya menerima draf kesepakatan gencatan senjata yang diinisiasi oleh Amerika Serikat. Respon positif dari kedua belah pihak meningkatkan harapan akan segera tercapainya kesepakatan damai yang telah lama dinantikan dunia internasional.

Mediasi dan Amandemen, Jalan Menuju Perdamaian?

Salah satu tokoh yang turut terlibat dalam proses komunikasi ini, Bishara Bahbah—perantara diskusi antara komunitas Palestina dan Amerika Serikat—mengungkapkan optimismenya terhadap sikap terbaru Hamas.

Dalam unggahan Facebook pribadinya, Bishara menyatakan bahwa kelompok Hamas telah mengusulkan beberapa amandemen penting, namun diyakini tidak akan menjadi penghambat tercapainya kesepakatan final.

“Menurut saya, amandemen yang diajukan tidak akan menjadi penghalang menuju kesepakatan gencatan senjata dalam beberapa hari mendatang, Insya Allah,” tulisnya.

Konflik Berkepanjangan dan Harapan Baru

Konflik berkepanjangan antara Israel dan Hamas telah memakan ribuan korban jiwa, mayoritas warga sipil di wilayah Gaza. Serangan udara, peluncuran roket, hingga blokade akses bantuan kemanusiaan telah memperburuk kondisi penduduk.

Namun, perkembangan positif terbaru dari kedua belah pihak menjadi indikasi awal peluang perdamaian. Meskipun tantangan diplomatik dan teknis masih besar, kehadiran mediator internasional seperti Amerika Serikat dan negara-negara regional menjadi penopang utama keberhasilan perundingan damai.

Komunitas global kini menaruh harapan besar pada negosiasi mendatang, dengan harapan kesepakatan damai yang berkelanjutan dapat benar-benar terwujud, mengakhiri penderitaan warga sipil yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.