Jakarta – Upaya digitalisasi pasar tradisional di ibu kota semakin menunjukkan hasil nyata. Bank Jakarta sukses meraih tiga penghargaan sekaligus dalam ajang Lomba Digitalisasi Pasar 2025 yang digelar oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bersama Perumda Pasar Jaya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta Bank Indonesia (BI).
Kompetisi ini diikuti sejumlah bank besar nasional, termasuk BCA, Bank Mandiri, BRI, dan BNI. Tujuannya adalah mendorong pasar tradisional untuk beralih dari transaksi tunai ke sistem pembayaran digital yang lebih aman, cepat, dan transparan.
Tiga Penghargaan untuk Bank Jakarta
Dari 153 pasar yang dikelola Pasar Jaya, sebanyak 20 pasar dipilih menjadi lokasi percontohan digitalisasi. Mereka dinilai dalam kategori literasi, akses keuangan, hingga inovasi transaksi digital.
Hasilnya, Bank Jakarta berhasil meraih tiga penghargaan, yakni:
-
Mitra Perbankan Terbaik Kategori Pasar B (Pasar Koja)
-
Mitra Perbankan Terbaik Kategori Pasar A (Pasar Mayestik)
-
Mitra Bank Literasi Keuangan Terbaik Kedua
Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Gubernur Jakarta Pramono Anung kepada Direktur Utama Bank Jakarta, Agus H. Widodo, di Main Hall Pasar Tanah Abang Blok B, Jakarta Pusat.
Digitalisasi Jadi Kunci Ekonomi Jakarta
Dalam pidatonya, Gubernur Pramono menegaskan bahwa digitalisasi pasar adalah langkah yang tidak bisa dihindarkan. Menurutnya, inovasi ini tidak hanya memudahkan transaksi, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
“Penggunaan QRIS di 20 pasar meningkat hampir 47%. NPWP pedagang naik signifikan, transaksi e-commerce melonjak lebih dari 40%. Digitalisasi membuat copet berkurang, premanisme menyusut, dan pasar Tanah Abang bisa kembali hidup sebagai sentra ASEAN,” jelas Pramono.
Ia juga menekankan bahwa Jakarta menyumbang 16,61% terhadap PDB nasional, dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,18%, lebih tinggi dari rata-rata nasional 5,12%. Menurutnya, digitalisasi adalah salah satu faktor penting yang mendukung pencapaian tersebut.
Komitmen Bank Jakarta dalam Pemberdayaan UMKM
Direktur Utama Bank Jakarta, Agus H. Widodo, menyebut penghargaan ini sebagai bukti nyata transformasi ekosistem keuangan Jakarta.
“Upaya ini tidak hanya menghadirkan kemudahan transaksi melalui QRIS dan EDC, tetapi juga membuka akses yang lebih luas bagi para pelaku UMKM untuk masuk ke dalam sistem keuangan formal,” ujarnya.
Senada, Sekretaris Perusahaan Bank Jakarta, Arie Rinaldi, menambahkan bahwa pihaknya akan terus memperluas kerja sama dengan Pasar Jaya untuk mempercepat proses digitalisasi di seluruh pasar tradisional.
“Kami meyakini digitalisasi pasar akan berdampak positif terhadap pemberdayaan UMKM dan pertumbuhan ekonomi daerah,” tegas Arie.
Apresiasi dari Pedagang dan Pengelola Pasar
Kepala Pasar Mayestik, Dewi Ratna Furi, mengapresiasi kolaborasi antara Bank Jakarta dan Pasar Jaya. Menurutnya, langkah ini bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan strategis agar pasar tradisional tetap relevan di era digital.
“Kolaborasi ini memastikan pasar tradisional bisa bersaing dengan ekosistem ekonomi digital yang terus berkembang,” ujarnya.
Keberhasilan Bank Jakarta meraih tiga penghargaan dalam Lomba Digitalisasi Pasar menjadi bukti bahwa inovasi perbankan mampu mendorong transformasi ekonomi tradisional ke arah digital. Dengan meningkatnya penggunaan QRIS dan akses keuangan formal bagi pedagang pasar, Jakarta semakin siap menjadi contoh nasional dalam penerapan transaksi nontunai.