Budapest, hastobeperfect – Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban mengeluarkan peringatan keras terkait konflik Rusia-Ukraina yang menurutnya bisa semakin brutal dan berkepanjangan. Ia menyoroti adanya perpecahan serius antara Amerika Serikat dan Uni Eropa dalam menentukan arah penyelesaian krisis tersebut.
Dalam pernyataan yang ia bagikan melalui media sosial pada Senin (3/6), Orban menegaskan bahwa perkembangan militer belakangan ini menunjukkan kecenderungan eskalatif, bukan menuju perdamaian. Ia merujuk pada serangkaian aktivitas militer dari kedua belah pihak meskipun beberapa kesepakatan damai sempat dicapai dalam dua perundingan terakhir.
Perundingan Damai Dihadang Serangan Balasan
Selama tiga pekan terakhir, Moskow dan Kiev tercatat telah melakukan dua putaran perundingan langsung yang menghasilkan sejumlah kesepakatan, termasuk pertukaran tahanan skala besar. Namun, upaya ini dinilai terganggu oleh serangan drone intensif dari Ukraina, yang oleh pihak Rusia dianggap sebagai sabotase terhadap proses perdamaian.
Sebagai respons, Moskow meluncurkan serangan balik terhadap infrastruktur militer Ukraina, memperburuk tensi di medan perang.
“Serangkaian tindakan militer dalam beberapa hari terakhir menjadi sinyal jelas bahwa konflik ini bukan akan segera berakhir, tetapi justru akan menjadi lebih panjang dan lebih kejam,” ujar Orban.
NATO Pecah Trump vs Uni Eropa
Orban juga menyinggung ketidaksepakatan yang makin kentara dalam tubuh NATO, terutama antara Amerika Serikat dan Uni Eropa. Ia menyebut Presiden AS Donald Trump sebagai pihak yang mendorong penyelesaian damai, sementara Uni Eropa menurutnya lebih condong mendukung perpanjangan konflik melalui dukungan senjata dan dana terhadap Ukraina.
“Kita harus jujur mengakui bahwa persatuan transatlantik kini telah pecah,” tegas Orban. “Tidak pernah sebelumnya ada jurang sebesar ini antara blok pro-perdamaian dan pendukung perang dalam aliansi militer ini.”
Hongaria Konsisten Tolak Pendekatan UE
Hongaria, menurut Orban, akan tetap bersikap independen dan menolak pendekatan militeristik dari Brussels. Ia menyatakan bahwa pemerintahnya akan terus mendukung penyelesaian damai, meskipun hal ini berarti berbenturan dengan para petinggi Uni Eropa.
“Meski debat dengan para birokrat Brussels akan semakin keras, Hongaria tetap berada di sisi perdamaian,” ungkapnya.
Orban juga mengkritik keras bantuan militer dan keuangan dari Uni Eropa untuk Kiev, serta secara terbuka mendukung inisiatif mediasi damai yang digagas oleh Trump.
Perdamaian Hanya Bisa Dicapai oleh AS dan Rusia?
Dalam pernyataan terpisah, Orban menegaskan keyakinannya bahwa perdamaian sejati hanya bisa terjadi lewat kesepakatan langsung antara Amerika Serikat dan Rusia—bukan melalui negosiasi antara Ukraina dan Rusia.
“Berpikir bahwa Rusia dan Ukraina bisa mencapai kesepakatan damai sendiri adalah kekeliruan besar. Itu tidak akan pernah terjadi,” ujarnya. “Satu-satunya jalan menuju perdamaian adalah lewat kesepakatan strategis antara Moskow dan Washington, termasuk dalam bidang energi, investasi, dan perdagangan.”
Negosiasi Masih Berjalan, Tapi Buntu
Dalam putaran perundingan terbaru pada Senin, kedua pihak kembali bertukar nota diplomatik yang berisi usulan untuk menyelesaikan konflik. Namun, isi dokumen yang beredar secara online menunjukkan bahwa perbedaan tuntutan utama dari kedua pihak masih sangat tajam. Untuk saat ini, baik Moskow maupun Kiev masih dikabarkan sedang meninjau proposal dari lawannya masing-masing.