Graz, Austria, hastobeperfect – Austria diguncang tragedi kelam setelah terjadi penembakan massal di sebuah sekolah di kota Graz pada hari Senin. Insiden tersebut menewaskan 10 orang, termasuk tersangka pelaku penembakan. Peristiwa ini mencatatkan salah satu tragedi paling mematikan di Austria dalam beberapa tahun terakhir.
Menurut laporan dari Reuters yang mengutip pernyataan Wali Kota Graz, Elke Kahr, otoritas setempat telah mengerahkan satuan pasukan khusus untuk menangani situasi yang kini dinyatakan sudah terkendali. Ambulans dan tim penyelamat juga diterjunkan untuk mengevakuasi korban serta memberikan bantuan medis dan psikologis kepada keluarga yang terdampak.
Austria Berduka “Tragedi Nasional yang Mengguncang Jiwa”
Kanselir Austria Christian Stocker menyebut insiden ini sebagai “tragedi nasional” yang menggores luka mendalam bagi seluruh rakyat Austria. Dalam pernyataan yang disampaikan melalui akun media sosialnya di X (sebelumnya Twitter), Stocker menuliskan:
“Tidak ada kata yang bisa menggambarkan kesedihan dan keterkejutan yang dirasakan seluruh bangsa.”
Presiden Austria Alexander Van der Bellen juga turut menyampaikan duka cita yang mendalam. Ia menyoroti bahwa para korban merupakan generasi muda yang seharusnya memiliki masa depan panjang di depan mereka.
“Mereka adalah anak-anak dan seorang guru yang membimbing mereka. Kengerian ini tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata,” ungkap Van der Bellen.
Masih Menanti Motif Penembakan
Hingga saat ini, aparat keamanan belum merilis identitas pelaku atau mengungkap motif di balik penembakan tersebut. Polisi masih melakukan penyelidikan intensif, termasuk memeriksa latar belakang pelaku, senjata yang digunakan, dan apakah ada unsur terencana dalam kejadian ini.
Kementerian Dalam Negeri Austria juga mengonfirmasi bahwa Menteri Gerhard Karner tengah menuju Graz untuk mengkoordinasikan penanganan lanjutan dan mendapatkan laporan langsung dari lapangan.
Komisi Eropa dan Dunia Internasional Menyampaikan Belasungkawa
Reaksi duka tidak hanya datang dari Austria, tetapi juga dari tokoh-tokoh internasional. Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyatakan belasungkawa melalui unggahan di media sosial.
“Sekolah adalah tempat harapan dan masa depan. Sulit diterima ketika tempat tersebut justru menjadi lokasi kematian dan kekerasan,” tulisnya.
Serangan Sekolah di Eropa: Jarang, Tapi Semakin Mengkhawatirkan
Meskipun insiden penembakan di sekolah relatif jarang terjadi di Eropa dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Amerika Serikat, kasus-kasus serupa telah mencuat dalam beberapa tahun terakhir. Berikut beberapa di antaranya:
-
Januari 2025 – Seorang remaja menikam siswa dan guru hingga tewas di Slovakia.
-
Desember 2024 – Seorang pria berusia 19 tahun membunuh anak usia tujuh tahun di sekolah dasar di Zagreb, Kroasia.
-
Desember 2023 – Seorang mahasiswa di Praha menembak 14 orang hingga tewas, melukai 25 lainnya.
-
Mei 2023 – Bocah 13 tahun menembak delapan teman sekelas dan seorang penjaga di Beograd, Serbia.
Insiden-insiden ini menyoroti kekhawatiran atas keamanan sekolah di kawasan Eropa yang selama ini dianggap aman.
Penembakan di Graz menjadi peringatan serius bahwa kekerasan bersenjata bisa terjadi kapan saja, bahkan di negara yang relatif tenang seperti Austria. Pemerintah kini menghadapi tantangan untuk meningkatkan sistem pengamanan di lingkungan pendidikan serta menangani trauma kolektif yang ditinggalkan tragedi ini.
Sementara penyelidikan masih berlangsung, duka dan solidaritas terus mengalir dari dalam dan luar negeri. Austria berduka, dan dunia turut bersimpati.