Hastobeperfect – Presiden Prancis Emmanuel Macron secara resmi mengundang Presiden Indonesia Prabowo Subianto untuk menghadiri perayaan Hari Bastille atau Bastille Day yang akan digelar di Paris pada 14 Juli 2025 mendatang. Ajakan ini bukan sekadar seremoni, melainkan simbol kuatnya kemitraan strategis antara Indonesia dan Prancis di berbagai sektor, terutama pertahanan dan kebudayaan.
Undangan tersebut disampaikan langsung oleh Macron dalam konferensi pers bersama Presiden Prabowo di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu (28/5). Dalam pernyataannya, Macron menekankan keinginannya agar militer Indonesia dapat berpartisipasi dalam parade militer di Champs-Élysées, Paris, berdampingan dengan angkatan bersenjata Prancis.
“Saya ingin mengundang Bapak Presiden Prabowo untuk hadir pada tanggal 14 Juli, dan saya ingin agar angkatan bersenjata Indonesia dapat berpawai bersama militer kami sebagai tamu kehormatan,” ujar Macron.
Arti Strategis Kehadiran Indonesia dalam Parade Bastille Day
Partisipasi Indonesia dalam peringatan Hari Revolusi Prancis merupakan langkah penting dalam memperkuat relasi bilateral yang telah terjalin sejak lama. Kehadiran militer Indonesia di parade Bastille Day juga mencerminkan pengakuan internasional atas kekuatan diplomatik dan militer RI.
Selain itu, hal ini menegaskan komitmen kedua negara dalam menjaga stabilitas global dan mendorong kerja sama lintas benua. Macron menyebut bahwa melalui undangan ini, ia berharap persahabatan antara Prancis dan Indonesia bisa menciptakan keseimbangan dunia yang lebih baik.
“Terima kasih sudah menerima undangan ini dan atas persahabatan yang terus berkembang. Saya harap, semua ini akan membawa kemitraan strategis kita ke arah yang lebih seimbang dan bermanfaat secara global,” ungkap Macron.
Macron: Pemimpin Uni Eropa Pertama yang Bertemu Prabowo
Kunjungan kenegaraan Macron ke Indonesia yang berlangsung dari 27 hingga 29 Mei 2025 ini tercatat sebagai kunjungan pertama pemimpin Uni Eropa sejak Prabowo resmi dilantik menjadi Presiden RI. Agenda bilateral ini mencakup diskusi strategis di bidang pertahanan, teknologi, pendidikan, dan kebudayaan.
Pertemuan di Istana Merdeka menjadi momen penting untuk membahas sejumlah kerja sama taktis antara kedua negara, termasuk dalam hal pengembangan teknologi militer, pertukaran akademisi, serta pelestarian situs-situs warisan budaya dunia.
Macron Kunjungi Akademi Militer Magelang dan Candi Borobudur
Dalam rangkaian kunjungannya, Macron dijadwalkan menyambangi Akademi Militer (Akmil) di Magelang, Jawa Tengah, pada Kamis (29/5). Kunjungan ini memiliki tujuan khusus: meninjau langsung laboratorium Bahasa Prancis yang ada di lingkungan Akmil. Laboratorium ini digunakan untuk melatih para taruna yang akan melanjutkan pendidikan militer di Prancis.
Selain ke Akmil, Macron juga akan mengunjungi Candi Borobudur, salah satu situs warisan dunia UNESCO yang menjadi ikon kebudayaan Indonesia. Kunjungan ke Borobudur dilakukan setelah penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Kementerian Kebudayaan Indonesia dan Kementerian Kebudayaan Prancis.
Menurut Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO) Hasan Nasbi, kunjungan Macron ke Borobudur merupakan bentuk ketertarikan personal untuk melihat langsung keindahan dan kemegahan warisan budaya Indonesia.
“Presiden Macron ingin secara langsung melihat Borobudur, sebagai salah satu keajaiban dunia yang memikat hati banyak pemimpin dunia,” kata Hasan.
Dampak Jangka Panjang dari Diplomasi Macron – Prabowo
Langkah Macron mengundang Prabowo ke Bastille Day memiliki implikasi strategis jangka panjang. Selain menunjukkan keterbukaan Prancis terhadap kerja sama Indo-Pasifik, ini juga membuka jalan bagi Indonesia untuk memperkuat posisi geopolitiknya di panggung internasional.
Kerja sama dalam bidang militer dan pendidikan juga berpotensi menciptakan transfer ilmu dan teknologi, sekaligus meningkatkan kualitas SDM Indonesia yang kompetitif secara global.
Menuju Era Baru Kemitraan Indonesia – Prancis
Undangan Bastille Day dari Macron kepada Prabowo bukan sekadar simbol hubungan diplomatik biasa, melainkan wujud kemitraan strategis dan saling menghormati antara dua negara berpengaruh. Dari Istana Merdeka hingga Borobudur, momen ini menjadi pengingat bahwa diplomasi antarnegara bisa dirajut melalui kekuatan budaya, pendidikan, dan solidaritas militer.
Dengan komitmen bersama yang diperkuat dalam kunjungan bersejarah ini, Indonesia dan Prancis menunjukkan bahwa kerja sama lintas negara adalah kunci menuju masa depan yang lebih stabil dan seimbang.