Jakarta, hastobeperfect — Kebakaran besar susulan yang dipicu oleh angin Santa Ana kini tengah mengancam wilayah Los Angeles, Amerika Serikat. Peringatan bahaya ini datang dari otoritas cuaca setempat, terutama di daerah-daerah yang memiliki risiko tinggi seperti dataran tinggi Los Angeles, Ventura, dan Malibu. Kombinasi angin kencang dan kelembapan yang sangat rendah telah menciptakan kondisi yang sangat rawan terjadinya kebakaran hebat.
Potensi Kebakaran Hebat Kembali Terjadi
Menurut pernyataan otoritas cuaca AS, cuaca kering ini berpotensi memperburuk situasi, dengan meningkatkan kemungkinan penyebaran api ke area lain. “Bersamaan dengan udara yang kering, ini bisa meningkatkan risiko kebakaran besar dan penyebaran api dari titik-titik baru,” jelas pernyataan tersebut.
Tindakan Antisipasi dari Pemerintah
Untuk mengantisipasi potensi bencana yang lebih besar, Gubernur California, Gavin Newsom, telah mengerahkan 130 unit mobil pemadam kebakaran dan mobil tangki air, serta pesawat pemadam untuk mempercepat penanggulangan kebakaran di California Selatan. Meskipun upaya tersebut terus dilaksanakan, kebakaran yang telah melanda Los Angeles sejak beberapa hari lalu telah menyebabkan kerusakan yang luas.
Dampak Kebakaran yang Luas
Sejauh ini, kebakaran telah menghanguskan lebih dari 16.000 hektar lahan, yang bahkan lebih luas daripada wilayah ibu kota Prancis, Paris, atau Jakarta Selatan. Akibat kebakaran ini, sekitar 150.000 warga terpaksa mengungsi, dan jumlah korban jiwa telah mencapai 27 orang, dengan 10 korban berasal dari kawasan Palisade dan tujuh lainnya dari kawasan Eaton.
Peran Angin Santa Ana dalam Penyebaran Api
Kebakaran yang terjadi dengan cepat ini diyakini dipicu oleh angin Santa Ana, yang dikenal dengan karakteristiknya yang kering dan panas. Angin ini terbentuk ketika tekanan tinggi terbentuk di atas Great Basin, wilayah pedalaman Amerika bagian barat yang meliputi sebagian besar Nevada, Oregon, Idaho, dan Utah. Angin tersebut bergerak ke arah barat daya menuju California, menuruni pegunungan Sierra, dan semakin mengering.
Proses ini menyebabkan udara bergerak lebih cepat dan kuat melalui celah-celah pegunungan, yang pada gilirannya mengurangi kelembapan di udara. Kelembapan yang sangat rendah ini menyebabkan vegetasi menjadi kering dan sangat mudah terbakar. Bahkan percikan api kecil dapat berkembang menjadi kobaran api besar yang melahap lahan dalam waktu singkat.
Tantangan dalam Penanggulangan Kebakaran
Bencana kebakaran ini bukan hanya masalah cuaca dan angin. Para pengamat menilai bahwa faktor krisis iklim, yang menyebabkan musim panas yang lebih panjang dan suhu yang lebih tinggi, turut memperburuk kondisi tersebut. Selain itu, api yang begitu besar dan sulit dipadamkan menambah tantangan dalam usaha pemadaman.