Hastobeperfect – Pada Selasa (17/12), China mengeksekusi Li Jianping, mantan sekretaris Partai Komunis dari Kota Hohhot, Mongolia Dalam. Ia dinyatakan bersalah karena melakukan tindak korupsi senilai 3 miliar yuan atau setara dengan Rp6,7 triliun. Ini menjadikannya sebagai kasus korupsi individu terbesar dalam sejarah China.
Eksekusi Setelah Vonis Mati
Li Jianping dieksekusi setelah pertemuan terakhir dengan keluarganya. Vonis hukuman mati dijatuhkan pada September 2022 atas tuduhan korupsi, penyuapan, penyelewengan dana publik, dan kolusi dengan sindikat kriminal.
Modus Operandi Korupsi Li Jianping
Pengadilan menyatakan bahwa Li Jianping menyalahgunakan jabatannya untuk mencuri lebih dari 1,437 miliar yuan (sekitar Rp3,2 triliun) dari perusahaan milik negara dengan metode penipuan. Selain itu, ia menerima suap senilai lebih dari 577 juta yuan (sekitar Rp1,2 triliun) dan menggelapkan dana publik sebesar 1,06 miliar yuan (sekitar Rp2,3 triliun).
Sebanyak 404 juta yuan (sekitar Rp904 miliar) belum ditemukan ketika kasus ini terbongkar. Perhitungan dari media investigasi Caixin menyebutkan bahwa kasus ini melampaui semua skandal korupsi individu sebelumnya di China.
Perbandingan dengan Kasus Korupsi Lainnya
- Lai Xiaomin – Mantan Ketua Dewan Manajemen Aset Huarong dieksekusi pada Januari 2021 setelah terbukti menerima suap sebesar 1,8 miliar yuan (sekitar Rp4 triliun).
- Bai Tianhui – Mantan general manager yang dihukum mati pada Mei lalu karena menerima suap sebesar 1,1 miliar yuan (sekitar Rp2,4 triliun).
- Xu Maiyong – Mantan wali kota Hangzhou yang dieksekusi pada 2011 setelah terbukti menerima suap senilai 160 juta yuan (sekitar Rp358 miliar).
- Jiang Renjie – Mantan wali kota Suzhou yang dihukum mati pada 2011 atas korupsi senilai 100 juta yuan (sekitar Rp223 miliar).
- Zheng Xiaoyu – Mantan Direktur Administrasi Makanan dan Obat-obatan yang dieksekusi pada 2007 karena menerima suap 6,49 juta yuan (sekitar Rp14,5 miliar).
Dampak Kasus Li Jianping pada Pemberantasan Korupsi di China
Kasus ini menjadi simbol ketegasan Pemerintah China dalam memerangi korupsi di kalangan pejabat tinggi. Eksekusi Li Jianping diharapkan memberi efek jera dan menunjukkan komitmen Beijing dalam membersihkan birokrasi dari praktik korupsi.
Dengan besarnya skala korupsi yang dilakukan Li Jianping, kasus ini menegaskan bahwa hukum di China tak pandang bulu terhadap siapapun yang menyalahgunakan kekuasaan demi keuntungan pribadi.