elon musk

Elon Musk Mundur dari Pemerintahan Trump, Berselisih Soal RUU ‘One Big, Beautiful Bill’

elon musk

hastobeperfect, Washington DC Pengusaha teknologi Elon Musk mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatan sebagai Pegawai Pemerintah Khusus di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump. Keputusan tersebut datang usai terjadi perbedaan pendapat serius terkait RUU andalan Trump yang bertajuk One Big, Beautiful Bill Act.

Lewat unggahan di platform X (sebelumnya Twitter), CEO Tesla dan SpaceX ini mengumumkan secara resmi bahwa masa tugasnya telah berakhir. Dalam pernyataan tersebut, Musk tetap menyampaikan apresiasinya atas kepercayaan yang diberikan Trump.

“Saya menghargai kesempatan yang telah diberikan untuk membantu memangkas pengeluaran yang tidak efisien. Kini saatnya saya kembali fokus pada bisnis saya,” tulis Musk.

RUU ‘One Big, Beautiful Bill Act’ Jadi Titik Pecah

RUU kontroversial tersebut menjadi akar konflik antara Musk dan Trump. Sebagai pimpinan lembaga DOGE (Department of Government Efficiency), Musk merasa bahwa isi dari RUU itu justru bertentangan dengan misi lembaganya.

Menurut Musk, alih-alih mengurangi pengeluaran negara, RUU tersebut berisiko meningkatkan defisit anggaran secara signifikan. Dalam wawancara eksklusif dengan CBS News, ia mengungkapkan kekecewaannya:

“RUU ini bukan hanya besar, tapi juga bisa menghancurkan kemajuan yang telah dicapai DOGE. Kami telah memberhentikan ribuan pegawai demi efisiensi, dan kini semua itu bisa sia-sia.”

Kritik Keras dari Dalam dan Luar Pemerintahan

RUU yang telah disahkan DPR AS dan tengah menunggu persetujuan Senat ini menawarkan pemangkasan belanja besar serta insentif pajak. Namun para ekonom dan pengamat kebijakan memperingatkan bahwa RUU tersebut berpotensi meningkatkan defisit federal hingga USD 4 triliun dalam kurun waktu 10 tahun.

Musk secara terbuka mengkritik pendekatan tersebut. Dalam salah satu pernyataannya yang paling menyindir, ia berkata:

“RUU bisa besar, atau bisa indah. Tapi saya tidak yakin bisa keduanya.”

Pernyataan ini memicu reaksi dari Gedung Putih. Wakil Kepala Staf Trump, Stephen Miller, merespons melalui X dengan mengatakan bahwa RUU tersebut bukan bagian dari anggaran tahunan, dan penghematan DOGE akan diproses lewat RUU terpisah sesuai aturan Senat.

Musk Merasa DOGE Dijadikan Kambing Hitam

Ketidakharmonisan antara Musk dan pemerintah semakin terlihat ketika ia mengungkapkan bahwa lembaga DOGE kerap disalahkan atas berbagai masalah, meskipun tidak terlibat langsung.

“DOGE jadi sasaran empuk. Kalau ada masalah, lembaga kami yang disalahkan, padahal kami tidak terlibat,” ujar Musk dalam wawancara dengan The Washington Post di markas peluncuran Starbase, Texas.

Musk juga menyalahkan sistem birokrasi federal yang dinilainya terlalu rumit dan tidak responsif terhadap reformasi.

“Saya sudah menduga akan sulit, tapi kenyataan di Washington jauh lebih parah. Birokrasinya menjerat semua inisiatif.”

Proyek Bisnis Musk Kena Imbas

Sementara itu, tekanan terhadap Musk juga datang dari luar lingkup pemerintahan. Demonstrasi menentang pemangkasan biaya menyasar dealer Tesla di berbagai kota. Beberapa unit kendaraan listrik bahkan dilaporkan dibakar dalam aksi protes.

“Saya benar-benar tidak mengerti. Orang-orang membakar Tesla sebagai bentuk protes? Itu tindakan yang sangat merugikan dan tidak masuk akal,” ujar Musk.

Situasi ini turut memengaruhi kinerja bisnis Tesla yang sempat mengalami penurunan laba. Di sisi lain, SpaceX juga menghadapi tantangan besar setelah prototipe Starship terbaru meledak di Samudra Hindia dalam uji coba peluncuran.

Fokus ke Masa Depan: SpaceX dan Mars

Meski mengejutkan banyak pihak, keputusan mundur ini sejalan dengan fokus baru Musk untuk kembali menahkodai penuh dua perusahaan utamanya: Tesla dan SpaceX. Ia juga menyampaikan bahwa dirinya tidak lagi tertarik untuk terlibat dalam politik secara aktif.

Musk, yang sempat menjadi salah satu pendonor utama kampanye Trump pada Pilpres 2024, menyatakan akan menghentikan dukungan finansialnya terhadap politik.

“Saya telah menghabiskan hampir seperempat miliar dolar untuk kampanye. Cukup sudah. Fokus saya sekarang adalah luar angkasa, bukan Capitol Hill.”

Perpecahan yang Menandai Babak Baru

Pengunduran diri Elon Musk dari jabatan di pemerintahan AS menandai salah satu perpecahan paling mencolok antara dunia bisnis dan politik. Meskipun sempat menjadi sekutu Trump dalam upaya reformasi birokrasi, ketidakcocokan visi terhadap arah kebijakan fiskal akhirnya membuat Musk mundur.

Dengan kembali ke dunia teknologi dan eksplorasi luar angkasa, tampaknya Elon Musk memilih medan perjuangan yang lebih ia kuasai dan lebih sesuai dengan ambisinya untuk mengubah masa depan umat manusia.